Sabtu, 18 April 2015

Bismillahirrohmanirrohim....


Sering mendengar atau membaca kalimat itu? Kalimat "Jangan Berharap Pada Manusia"? Berarti kita aktif di social media... hehehe saya sering baca sih tepatnya, kalo denger mah belum. Kalimat itu jadi semacam "penguat" bagi kaum "patah hati" atau yang merasa "dikecewakan dunia", tentunya termasuk saya, agar kalian yang membaca tidak merasa tersinggung dengan tulisan saya. Hehehe.

Kenapa penguat? Ya... Sebenarnya sih, itu benar. But, jadi terkesan 'menguatkan' diri. Hehe. meskipun benar loh ya. Cuma sepertinya ada yang mereka tutupi yaitu kekecewaan dan mereka (termasuk saya) meluapkan itu dalam keheningan, bayangan kalimat itu.

Namun saya akan akui, bahwa kebenaran kalimat itu 1001% tepat. Eittss, santai... Ini sih pendapat saya pribadi ya. Saya ga akan mengaitkan ini dengan apapun full ini pendapat pribadi. Salah benarnya ini milik Tuhan, saya tidak memiliki apapun bahkan untuk menulis ini pun hanya karena Kuasa Nya.

Bahwa kalimat "Jangan berharap pada Manusia" ini memiliki arti yang mendalam bagi orang yang menyentuh dasar 'harapan' lalu terbuang sebab itu. Contoh paling mudahnya adalah ketika kita berbuat salah lalu berharap agar orang lain memaafkan kita dan melupakan kesalahan kita. Sejak harapan itu muncul kepada manusia, sejak saat itu pula 'sakit hati' dimulai. Kamu tidak akan mendapatkan apapun dari pengharapan kepada manusia.



Bahkan yang akan kau dapatkan adalah kalimat "Aku tidak bisa melupakan kesalahanmu", "aku tidak akan memaafkanmu" atau ada yang lebih sopan lagi "aku sudah memaafkanmu, tapi aku sudah tidak cocok dengan karaktermu". What? Apa yang diucapkan manusia ketika kita berharap padanya? Ini yang kita dapat? Manusia yang 'berlagak' lebih tau tentang cara memberi maaf dan mengenal masing-masing manusia lain?

Oh... Wahai...
Coba baca baik-baik. Ketika kita berharap pada manusia yang kita dapatkan adalah bentuk dari 'kearoganan' manusia yang 'merasa' berhak untuk memberi maaf dan 'merasa' lebih tau tentang manusia lain dari pencipta Nya, mari kita lihat apa yang Tuhan lakukan bagi ciptaan Nya.

Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata :
“Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.”[HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

Baca, baca, baca...
Tuhanmu dan Tuhanku Yang Ampunan Nya Meraja, akan selalu memaafkanmu apapun kesalahan dan dosamu selama engkau dan aku mau bertobat. Lihat. Tuhan tidak berkata, "Kenapa engkau datang kepada Ku lagi ketika engkau sudah meninggalkanku? Aku sungguh tidak suka dengan karaktermu!". Noooo, Tuhan tidak berkata begitu. Tuhan berkata, "Wahai hambaKu Aku mengampuni dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli". Lihat. Tuhan sudah tidak peduli lagi dengan kesalahan-kesalahan yang engkau perbuat ketika engkau sudah bertobat dan memohon ampun kepada Nya.

Tapi ingat lagi ketika kita datang dan meminta maaf juga berharap pada manusia. Manusia berlagak seperti Tuhan yang bisa men judge orang lain tidak akan berubah dari sikapnya meskipun Tuhan yang notabene Maha Mengetahui apapun yang tersembunyi, kejadian masa lalu dan yang akan datang berkata "Aku tidak peduli" terhadap hambaNya yang bertobat.

Ohh... Wahai...
Bagi kita yang masih memandang manusia tidak akan berubah dari sikapnya, ingatlah, bahwa Tuhanmu dan Tuhanku lebih berhak untuk 'menghukumi' makhluknya. Tugas kita adalah memaafkan dan percaya kepada Keajaiban Tuhan pada setiap makhluknya. Bahkan Tuhan saja selalu memberi kesempatan bagi makhluk Nya, masak kita Makhluk Nya ga bisa memaafkan orang lain dan memberi kesempatan?

Ingat. Bisa jadi orang yang kau hindari, tidak kau maafkan dan kau hinakan dengan ucapan menghakimi bahwa karakternya buruk itu akan menjadi hamba kesayangan dari Tuhanmu... Bisa jadi. Siapa yang tahu? Maka maafkanlah dengan tulus dan beri kesempatan bagi dirinya dan dirimu untuk membayar kesalahan-kesalah yang sudah diperbuat. Aku jadi teringat akan pesan nabi :

Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. [HR. Tirmidzi]
Jadi, siapa tau dia yang akan jadi kekasihmu. :D

Medan Pertempuran

18/04/2015 Ba'da Isya

Jumat, 03 April 2015

Bismillahirrohmanirrohim...


Wahai Allah...
Segala puji bagiMU dengan sebenar-benarnya pujian. Lagi, sudah kesekian kalinya aku masuk kedalam permenungan sekedar melepas rasa penat duniawi yang semakin membuatku sesak dan sangat melupakanmu. Kini dalam permenunganku aku tersungkur dalam alas suci dengan isak tangis mendalam. Aku sadar, aku sendiri. Meski sebenarnya dalam kesendirian pun aku tidak benar-benar sendiri karena masih ada bayanganku yang setia.

Ketika itu aku bertanya apakah seperti ini rasanya sendirian di dalam kubur?

Oh, Wahai Dzat Yang Kasih Nya Meraja...
Sungguh sangat berbeda. Di lahan berukuran 2x3 meter itu dengan keheninganku yang tengah bermesraan bertumpu dengkul, kening dan telapak tangan. Kau telah memasukkan rasa penyesalan terhadapku. Aku lalai. Aku lupa. Oh Allah.


Aku sangat kesepian di dalam dunia sebab kesalahanku dan Kau sudah menunjukkan rasa itu, jika nanti aku harus segera kembali pada MU.

Ya Rahim...
Aku tak kuasa menerima beban kesepian di alam kubur nanti. Aku terus menangis sesenggukan menyadari hal itu. Tak ada orangtua, saudara, kerabat, sahabat, kawan, teman, kenalan dan lain-lain yang akan menemani.

Ya Dzal Jalali wal Ikram...
Jangankan kesepian di dalam kubur, bahkan ketika Kau memberiku rasa kesepian karena ditinggal sahabat, teman sejawat dan kerabat saja telah membuatku jatuh sejatuh-jatuhnya dengan rasa penyesalan. Bagaimana harus kutanggung hari-hariku dengan penyesalan sampai hari kiamat ditemani munkar dan nakir?

Ya Muqollibal Qulub...
Wahai Yang Maha Membolak balikkan hati...
Begitu mudahnya Kau jadikan hamba yang berlumur dosa ini begitu merindukanmu. Aku tersadar bahwa ujian dari MU terkadang hanyalah sebagai kerinduan dari MU untuk mendengar hamba-hamba MU memanggil-manggil Nama MU dengan bergetarnya bibir, basahnya lidah, tetesan airmata. Sesungguhnya bukan kami yang merindu MU tapi Kau lah yang merindu kami sehingga kau buat kami menjadi seperti ini.

Wahai Dzat Yang Ampunan Nya Tak Berbatas...
Sudah banyak sekali kedzaliman yang kulakukan. Dan tidak ada yang dapat mengampuni dosaku kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan pengampunan dari Sisi MU. Kasihanilah aku. Karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang...

Oh wahai sahabat...
Tak ada dosa yang akan diampuni oleh Tuhan Kita kecuali sudah tunai kesalahan-kesalahan yang kita perbuat kepada Anak Adam. Sungguh malu rasanya ketika aku harus menghadap Tuhan ku dan kamu, namun masih ada rasa kebencian, dengki, marah, dendam dan lain-lain dan lain-lain dalam diri kita masing-masing.

Oh wahai yang pernah aku sakiti dan kubuang...
Jangankan bertatap muka, bahkan menulis surat permohonan maaf saja kadang membuat kita merasa hina. Aku tahu kita masing-masing menyimpan rahasia kebencian satu sama lain, tapi mari kita singkirkan perasaan itu. Kita berikan ruang bagi kelapangan maaf. Kita sediakan rak-rak khusu menyimpan kenangan-kenangan kebaikan. Kita masukkan ke dalam kotak kenangan-kenangan keburukan, lalu menyimpannya disudut hati agar nanti bisa dibawa oleh jiwa menuju shodr dan bisa kita buang melalui pernafasan sifat-sifat buruk kita.

Oh wahai yang hadirnya aku rindukan...
Sahabatmu ini berpesan bagi dirinya dan juga semua, bahwa setiap orang memiliki kelemahan, bahwa setiap gading pasti retak. Lalu bagaimana kita bisa sesombong ini mencap orang lain buruk sedangkan kita juga buruk?

Oh wahai sahabat...
Hari ini dia yang kita tidak suka mungkin tidak taat, namun esok lusa bisa jadi dia adalah yang paling ikhlas beribadat. Hari ini dia mungkin seorang yang kasar dan keras, namun esok lusa bisa jadi dia adalah yang paling lembut bicaranya. Hari ini dia mungkin seorang yang ingkar kepada Tuhannya, namun bisa jadi esok lusa dia adalah yang paling istiqomah menangis didalam keheningan dan permenungannya pada sepertiga malam.

Kita tidak pernah tahu dan tidak akan tahu. Tugas kita bukan me 'neraka' kan orang, tetapi mengajaknya ke jalan kebaikan dan saling mendoakan. Jangan hina permulaan seseorang, karena kita tidak akan tahu bagaimana pengakhirannya.

Dariku untukmu... Yang semoga kita berkumpul dalam surganya sebab kecintaan. :)

Di Medan Pertempuran

Waktu Maghrib, 03-04-2015