Rabu, 07 Oktober 2015

Bismillahirrohmanirrohim...

Inilah 49 Cara Yang TERBUKTI 'Bikin' LARIS Jualan Via Online..! 
Apakah Anda termasuk dari yang pernah mengajukan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
  1. Apa yang harus saya lakukan saat "Mentok" dengan bisnis online saya?
  2. Kebingungan langkah apalagi yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan bisnis online?
  3. Dimana saya bisa dapat trik, dan tips yang tidak hanya teori, tapi juga dapat dipraktekkan?
  4. Bagaimana melakukan negosiasi yang menghasilkan closing dari BBM?
  5. Bagaimana saya bisa menjual produk saya menggunakan Twitter?
  6. Dimana saya bisa menemukan pembeli lagi selain menggunakan Twitter dan BBM?
  7. Bagaimana cara mengoptimalkan website yang saya gunakan untuk jualan online?
  8. Bagaimana saya tahu bahwa yang saya lakukan ini benar atau salah?
  9. Bagaimana cara mengoptimalkan dan mengupgrade pengetahuan terbaru dalam bisnis online?
  10. Bagaimana cara meminimalisir calon pembeli yang hanya “Tanya-Tanya Gak Jadi Beli” ?
Ada RATUSAN alasan untuk anda memulai berjualan online.
Ada PULUHAN cara untuk menjalankan bisnis online.
Namun berapa AKSI yang anda ketahui untuk bisa dikonversikan menjadi OMSET
pada bisnis Anda?

Karena AKSI-AKSI ini perlu dilakukan dan dijadikan kebiasaan (habit).
Kesuksesan anda tergantung dari kebiasaan.
Kebiasaan anda tergantung dari aksi yang anda lakukan untuk bisnis anda.
Melalui Ebook bisnis karya @TipsJualOnline ini, tidak hanya ditunjukan aksi-aksi apa saja yang harus Anda lakukan, tapi juga beragam hal yang perlu dibiasakan untuk meningkatkan omset bisnis online Anda.
Dalam EBOOK “49 Habits Jualan Online” ini akan diungkap secara JELAS :
  •  Apa itu Habits?
  •  Bagaimana Habit Bekerja.
  •  Mengapa untuk jualan online membutukan Habit?
  •  7 Habit Jualan Online menggunakan Website.
  •  7 Habit Jualan Online menggunakan Marketplace.
  •  7 Habit Jualan Online menggunakan Twitter.
  •  7 Habit Jualan Online menggunakan BBM.
  •  7 Habit Investasi Ilmu.
  •  7 Habit jitu yang mempercepat Closing.
  •  7 Habit Online Shop Owner.

Anda akan temukan perbedaan di bisnis online anda selepas anda membaca buku ini.
Anda TIDAK PERLU membuang banyak waktu dalam mencari-cari Strategi yang tepat untuk 'menaklukkan' pelanggan Anda, karena semua sudah LENGKAP dirangkum di sini.

" Praktekan ilmunya sekarang juga, jangan sampai didahului pesaing Anda...! "

Bismillahirrohmanirrohim...

Tentu saja Anda setuju bahwa poin penting dalam jualan adalah CLOSING. Tanpa closing, jualan seakan sia-sia.
Namun, bukan jualan namanya jika tidak ada masalah. Permasalahan Closing adalah salah satunya.
Bayangkan…
Mungkin Anda pernah mengalami hal ini:
  • Udah promosi dimana-mana, eh..tapi nggak ada yang menghubungi Anda?
  • Udah cerita panjang lebar tentang produknya, eh...tapi mereka nggak tertarik dan nggak merasa butuh produk Anda!
  • Udah jawab semua pertanyaan si calon customer, eh....ujung-ujungnya tetap saja nggak mau beli dan nggak closing!
Bagaimana, apakah Anda pernah merasakannya?
Tenaaang…
Kini Anda tidak perlu pusing lagi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Ada cara yang lebih mudah dalam melakukan closing. Setelah tahu teknik-teknik closing ini, jumlahcustomer Anda akan semakin banyak, omzet bisnis Anda semakin meningkat, dan uang di rekening Anda pun akan semakin banyak. Hehehe.

Klik Disini Untuk Mendapatkan DVD dan Ebooknya

Dalam DVD ini, Anda akan belajar banyak tentang:
  • Bagaimana menjual produk apapun dalam waktu Lebih Cepat dan Lebih Banyak ?
  • Bagaimana memperbanyak Jumlah customer dengan Meningkatkan Tingkat Keberhasilan Closing ?
  • 5 Pertanyaan Mendasar yang HARUS Anda pecahkan sebelum berjualan
  • Jenis-Jenis Keberatan Customer dan Cara Mengatasinya
  • Cara menjual produk dengan Harga Mahal dan Customer Tidak Kecewa
  • Strategi Menghadapi Customer yang Rewel dan Banyak Tanya
  • 17 Teknik Closing yang akan Mempercepat Proses Jualan Anda



Cocok untuk Anda para Pengusaha, Business OwnerReseller, Dropshipper, Salesman, dan siapapun yang omzet bisnisnya ingin meningkat drastis dengan menerapkan ilmuclosing!
BONUS!!!
Bagi Anda yang memutuskan untuk memiliki DVD ini, Anda akan mendapatkan BONUS Ebook 17 Teknik Closing dan DVD Marketing Dynamite yang akan memudahkan Anda dalam merancang Strategi Marketing dalam bisnisnya.
Segera miliki DVD ini sekarang juga! Sebelum kompetitor Anda mendahuluinya.
NB:
Berisi ilmu praktis, bukan sekedar teori, bukan hanya motivasi, full strategi yang sudah terbukti

Bismillahirrohmanirrohim...

Klik Disini Untuk Membeli!!!


Nabi Muhammad SAW tidak diragukan lagi merupakan sumber inspirasi dan teladan bagi seluruh umat Islam di muka bumi. Sayang, terpaan budaya serta nilai dari luar yang kurang sesuai, banyak membuat perilaku generasi muda, terutama di Indonesia menjadi jauh dari nilai-nilai tauladan yang telah dicontohkan oleh baginda besar Rasulullah SAW.
Banyak umat Islam  yang kurang mengenal Nabi Muhammad SAW itu sendiri. Umumnya, mereka hanya mengetahui beliau sebagai seseorang yang wajib dihormati oleh dalam Islam semata, namun sedikit yang memahami dan mengetahui tentang perilaku serta sikap beliau ketika berhadapan dengan beragam masalah di kehidupan sehari-hari.
Padahal, banyak teladan Rasulullah yang dapat membantu umat muslim untuk menjalani hidup di dunia ini dengan cara Islami agar dapat terlepas dari berbagai masalah yang mungkin dihadapi baik dengan sesama manusia (Hablum minanass) ataupun saat beribadah (Hablum minallah). Allah Swt. telah berfirman:
”Sesungguhnya telah ada pada(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab (33) : 21)
Bagaimana cara menanamkan tauladan beliau itu kepada umat ?
Cara yang paling tepat adalah dengan mulai mengenalkan sosok Rasulullah kepada buah hati Anda sedini mungkin sejak masa anak-anak. Masa ini adalah masa yang paling tepat, karena otak-anak-anak merespon dengan baik segala informasi yang ia terima. Anak-anak pun umunya senang untuk tidak hanya menerima informasi, tapi juga mempraktekan informasi yan ia terima (Eshach & Fried, 2005).
Ini artinya, jika diberikan informasi mengenai akhlak dari Rasulullah SAW, anak-anak Anda akan mempraktekannya langsung. Hal ini sangat positif untuk membentuk perilaku mereka agar menjadi anak yang sholeh bagi Agama serta orang tuanya.
Seorang anak yang berakhlak baik, akan membantu orang tuanya mencapai surga, seperti sabda Rasulullah SAW dari Hadith Riwayat Ibn Majah yang berbunyi :
”Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan Al-Quran, masjid, membangun tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.” (HR Ibn Majah).
Lalu, bagaimana cara mengajarkannya pada Anak ?
Memang, kesulitan terbesar saat mengajari sang buah hati yang tentu Anda juga pernah alami adalah mereka sangat mudah bosan. Sehingga cara pengajarannya pun harus menarik. Kombinasi warna yang beragam serta disertai banyak gambar, dapat menjadi solusi efektif untuk membuatnya menyerap beragam ilmu dan tauladan yang bermanfaat dengan baik.
Adakah cara praktis untuk membuat Anak Tertarik Dengan Sosok Rasulullah? 
Untuk mempermudah Anda menumbuhkan kecintaan anak pada sosok Muhammad SAW, kini telah hadir Ensiklopedia Nabi Siroh Nabawiyah dari Pustaka Lebah.



Sebuah ensiklopedia lengkap berisi perjalanan hidup Nabi Muhammad dari awal hingga akhir, perjuangan beliau, keluarga hingga para penerus kepemimpinan Rasulullah SAW. Dengan keunggulan, antara lain :
  • Didesain dalam format komik cerita Full Colour (Penuh warna) yang menarik dengan penggunaan kata yang mudah dipahami oleh anak Anda yang  berusia 5- 12 tahun.
  • Disertai penerapan tauladan Rasulullah tersebut pada kehidupan sehari-hari di zaman ini. Juga dalam format komik yang interaktif.  
  • Terdiri dari 12 Buku lengkap mengenai Rasulullah SAW, dengan rincian :

        Buku 1   : Masyarakat Jahiliyah
        Buku 2   : Masa Kecil
        Buku 3   : Masa Remaja
        Buku 4   : Orang Terpercaya
        Buku 5   : Generasi Pertama
        Buku 6   : Dakwah Terbuka
        Buku 7   : Hijrah
        Buku 8   : Pembebasan Mekkah
        Buku 9   : Wafatnya Rasulullah
        Buku 10 : Keluarga Rasulullah
        Buku 11 : Teladan Sifat Rasulullah
        Buku 12 : Penerus Kepemimpinan Rasulullah
Kenali Nabi-mu lebih dalam dan menyenangkan dengan Ensiklopedia Nabi Siroh Nabawiyah ini...

Klik Disini Untuk Membeli!!!

Kamis, 10 September 2015

Bismillahirrohmanirrohim...


Ini adalah pagi yang begitu dingin, setidaknya itu yang saat ini kurasa. Dingin tidak seperti biasanya, dingin ini menusuk tidak hanya sampai ketulang tapi sampai ke sumsumnya. Jantungku juga ikut-ikutan terasa membeku. Setelah kupikir-kupikir ternyata pagi ini tidak lah sedingin 'dingin' mu. Entah apa yang membuatmu menjadi sedingin hyorinmaru. Sudah kesekian hari aku menghadapi 'dingin' mu, Wahai.

Aku tidak pernah ingin berburuk sangka terhadap semua ini, aku tahu kau punya alasan untuk ini semua. Tapi mau kah kau membaca suratku ini? Ahh... kenapa aku memintamu untuk hal yang hanya akan menghabiskan waktumu saja. Bukankah masih banyak hal yang lebih berguna yang bisa kau lakukan daripada membaca tulisanku yang bahkan tidak sepantasnya kau baca. Karena tanpa aku menulispun kau sudah tahu apa yang ingin aku katakan padamu. Itulah yang biasanya aku lihat darimu.



Baik, baik, aku ingin jujur. Aku juga sempat meragukan 'semua' nya. Ketika aku menghadapimu seperti ini ingin rasanya aku menyerah pada takdir dan berjalan sendirian. Tapi setiap kali aku ingin menyerah hatiku mengajakku untuk tetap pada keyakinan bahwa ini adalah bagian dari perjuangan mendapatkan cinta yang 'sungguhan'.

Wahai...
Kini tak ada lagi yang bisa aku sampaikan. Hanya kerinduan yang ingin aku curahkan tapi sepertinya kata-kata tak akan sanggup menyampaikan. Kata orang, jika lelaki menangis maka tangisannya itu tulus. Ah mungkin saja begitu.

Aku hanya ingin kau percaya bahwa aku tak akan pernah menyerah (lagi) dan tak akan pernah ingin berpikir untuk menyerah (lagi). Aku tahu bahwa kau begini karena dua hal, pertama kau takut terlalu mencintaiku sehingga perasaan itu akan mengekang dan kedua kau takut aku menyakitimu (lagi). Aku mengerti. Bahwa hati yang sudah pernah tersakiti tak akan mudah untuk percaya lagi. Aku pun tak akan memaksakan hal itu padamu.

Kini jalani saja apa yang kau yakini, aku pun juga akan begitu. Menjalani apa yang semestinya aku jalani untuk menggapai cita-cita menjadi lelakimu. Ingatlah, setiap genggaman tangan, kecupan, pelukan dan sebagainya yang pernah kita rasakan, ku sisipkan perasaan yang selalu aku bawa-bawa dimanapun aku berada. Itu adalah perasaan yang tidak pernah berubah sejak kedekatan kita. Dia adalah perasaan yang membawaku sampai senekat ini mendekatimu. Perasaan itu adalah bahwa kau takdir dimasa depanku.

Jumat, 04 September 2015

Bismillahirrohmanirrohim...


Selalu kumulai setiap surat-suratku dengan menyebut nama Tuhanku Yang Kasih-Nya Meraja, Yang Maha Membolak-balikkan hati, Yang dengan Kuasa dan Ketetapan-Nya lah makhluk tunduk. Dengan Nya pulalah aku bisa menulis surat-surat ini dalam keadaan penuh dengan cinta terhadapmu, rindu akan hadirnya cintamu...

Ohh Wahai Jantungku...
Yakinkah engkau dengan ketentuan-Nya? Bahwa setiap segala sesuatu di dunia ini bukanlah kehendak diri kita sendiri, melainkan hanya semata-mata karena ketentuan-Nya. Sedangkan kita hanya #akting menjalankan ketentuan-Nya tersebut.

Ohh Wahai Jantungku...
Seperti belakangan ini ketika aku dipenuhi oleh cinta terhadapmu, sejak dulu sudah begitu. Sempat beberapa lama kita tidak saling tegur sapa karena aku pergi meninggalkanmu. Tapi cinta itu tetap di tempatnya. Ahh aku tau kau pasti berkata "itu tidak mungkin. Kamu berbohong." haha. Dengarlah Wahai Kekasihku cerita dariku ini.

Apakah kau tau jika kita akan selalu kembali pulang ke rumah meski kita sudah bertualang kemanapun? Ya, tidak ada tempat yang lebih baik dan lebih nyaman dibanding rumah. Mungkin ini adalah ketentuan-Nya, lagi-lagi ketentuan-Nya, bahwa memang cintaku ini hanya ditujukan untukmu, hatiku dicondongkan kepadamu. Dan engkaulah (semoga) yang menjadi 'rumah'ku. Jika kau bertanya apakah ada sesuatu yang belum selesai antara kita, aku jawab ya! Ada kisah yang Tuhan inginkan untuk kita agar kehidupan kita lengkap. Ada cerita dariku yang belum lengkap tanpamu dan begitu juga denganmu, ada kisah kehidupanmu yang hanya bisa dilengkapi dengan kehadiranku.


Lalu apakah ini sebuah kesalahan, Wahai Jantungku? Jika Allah membalikkan hatiku kembali untuk mencintaimu, apakah aku harus berdoa agar aku tidak mencintaimu? Tidak, tidak. Aku akan menjalani derita cintaku kepadamu sebagaimana tugas seorang pecinta. Yaitu mencinta dengan setulus hati tanpa bertanya-tanya kenapa aku diberi tugas untuk mencintaimu lagi.

Aku yakin bahwa semua ini adalah jalan kebaikan bagi kita, entah apa yang Tuhan inginkan. Tapi yang jelas akan baik akhirnya, karena kita pun memulainya dengan baik. Bukankah begitu? :)

Di Medan Tempur
Waktu Antara Dzuhur dan Ashar
Katup Kananmu

Jumat, 24 Juli 2015

Bismillahirrohmanirrohim...


Ahh.. Selalu kau membuat aku merindu, Wahai...
Lelakumu tidak bisa diprediksi. Benar, bahwa wanita adalah makhluk yang paling tidak bisa diprediksi. Entah hal yang sudah, sedang atau akan dikerjakan. Bahkan hal-hal yang masih dalam pikiran, yang sudah diucapkan dan lain-lain itu tidak bisa diprediksi dari wanita. Dan aku sudah membuktikannya.

Tapi hal-hal seperti itu yang membuat aku menjadi kadang membara, kadang cemburu, kadang gelisah, khawatir dan lain-lain. Kau mampu memainkan perasaanku sehingga aku makin mencintaimu. :*

Dalam hal ini aku memang sangat sangat membosankan. Aku mengaku cinta tapi aku tidak mampu membuat mu merasakan hal-hal yang indah, lucu dan menggemaskan. Meski aku sudah cari cara, lakukan yang terbaik. Tetap saja kau yang selalu menjadikan hubungan ini menjadi lebih bergairah karena lelakumu.

Oh Wahai...
Kudengar bahwa wanita itu adalah 'wajah' Tuhan di dunia. Aku tahu, bahwa Tuhan tidak bisa disamakan dengan makhluknya tapi bukan hal itu yang ingin aku jelaskan. Dari kalimat tersebut aku dapat simpulkan bahwa wanita lah yang menjadikan kaum lelaki semakin mencintai Tuhan. Ya, dengan lelaku yang kamu perankan dalam #akting harianmu.

Kau sadar akan hal itu kan, Wahai? Bahwa hidup ini hanya sekedar #akting yang kita mainkan dari skenario semesta. Seperti yang aku alami hari ini. Aku mendapatkan dirimu tiba-tiba berkata padaku bahwa kau tidak yakin akan diriku. Ohhh... Padahal sudah sering aku mendengar hal itu dari mulutmu bahwa kau belum mencintaiku, bahwa kau tidak yakin akan hubungan ini. Tapi entah kenapa hari ini aku syok. Ahhh.. lagi-lagi aku kalah dalam menahan perasaan.


Ketika aku hampir pingsan karena hal itu, Tuhan memberikanku 'ilham' melalui kalam-Nya yang ada didekatku. Dibuatnya 'kuda besi' ku ngambek tidak mau jalan ketika aku akan mengajaknya pergi. Padahal baru kemarin dia aku ajak menicure-pedicure ala kuda besi di salah satu pendopo. Ehh lah kok paginya dia ngambek lagi?

Berjam-jam aku merenung dibawah matahari sambil memandangi laut di marunda, tempat Rahwana sering mengajak Sinta bercengkerama ketika merasa bosan berada di istana sepanjang hari. Aku bertanya pada Tuhan dalam diriku, apa yang hendak disampaikannya atas kejadian hari ini. Dan aku menemukan jawabannya, Wahai... Maukah kau membaca surat ini sampai habis? Aku ingin menceritakan hal ini padamu.

Begini isyarat dari Tuhan...
Bahwa cintaku kepadamu ini seperti cintaku terhadap 'kuda besi' ku. Aku mencintainya, meski ia tidak membalas dengan mengatakan I Love You Too. Aku diberi kekuatan untuk menjinakkannya sebagai kendaraanku. Aku ajak dia kemanapun aku pergi. Dia tahu apa saja yang aku lakukan sehari-hari. Dia juga yang menemaniku dengan tulus, meski dia tidak mengatakan bahwa dia tulus menemaniku dan bahagia selalu berada denganku.

Tapi suatu kali, dia akan sakit, lelah, rusak, tidak mau jalan dan lain-lain dan lain-lain. Lalu apakah itu karena dia tidak mau lagi bersamaku? Karena dia ingin aku mencari 'kuda besi' lain? Ternyata tidak, Wahai...

Ketika dia mengalami hal-hal yang sangat menyusahkanku, dia hanya ingin aku tetap menuntunnya, ingin melihat kecintaanku padanya disaat dia berada dalam kesulitan. Dia ingin aku menuntunnya meski peluh membasahi kening sampai mata kaki ku. Dan membawanya pada tempat yang tepat.

Oh Wahai...
Aku menitikkan airmata. Betapa bodohnya aku yang tidak bisa menangkap maksud dari lelakumu. Aku sadar bahwa kau adalah orang yang aku cinta dan aku tidak perlu menanti jawaban cinta juga darimu agar aku tetap mencintaimu. Aku mencintaimu apapun yang akan kau jawab nantinya. Itu tugasku.

Aku juga baru sadar, bahwa ketika kau membuat aku merasa lelah karena sikapmu. Nyatanya dalam hatimu, kau ingin melihat aku tidak menyerah padamu, kau ingin aku tetap pada keyakinan cintaku. Kau ingin aku tetap berada disampingmu, menuntunmu tetap berada dalam track. Bodohnya, aku baru sadar.

Oh Wahai...
Maafkan aku atas apa yang aku lakukan yang membuat perasaanmu menjadi tidak enak. Dan juga sok tahu ku tentang apa yang aku tulis ini. Aku hanya menerka-nerka apa yang ingin disampaikan Tuhan melaluimu. Dan aku tahu bisa saja ini semua salah, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kebenaran terselip didalamnya. :)

Tapi yang jelas, aku tegaskan bahwa aku mencintaimu, tidak peduli kau membalas cintaku atau tidak. Cinta itu harus memiliki dan aku sudah memiliki. Memiliki cinta untukmu. Selamanya akan begitu sampai Tuhan berkata "Ayo, saatnya kalian hidup bersama sebagai sebuah keluarga".

Dibawah terik mentari bersama lautan
Yang Mengaku Kekasihmu. :*

Selasa, 07 Juli 2015

Bismillahirrohmanirrohim...



Selamat malam, Sahabat Blogger semua....
Malam ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang faedah kalimat syahadat. Sudah lama sekali ya kita ga pernah bahas Kifayatul Ghulam lagi. Kebanyakan nulis kegalauan nih, ane... Heuheuheu


Ya udah sekarang kita lanjut aja langsung ke pembahasan ya. ^_^
(Dan lagi) Dua kalimat syahadat itu dua puluh empat (24) huruf karena bahwasanya malam dan siang itu dua puluh empat (24) saat atau waktu atau jam. Maka tiap-tiap saat atau waktu atau jam, huruf-huruf dalam syahadat itu menutupi ia akan dosa yang dilakukan tiap-tiap saat atau waktu atau jam. 
(Dan lagi) Dua kalimat syahadat itu ada 7 kalimat. Berkata Syekh Fakhruddin Ar-Razi, itu karena maksiat datang daripada anggota yang tujuh, yaitu dua tanganmu, matamu, dua kakimu, lidahmu, perutmu, dua telingamu dan kemaluanmu. Maka satu daripada tujuh kalimat itu menutupi akan maksiat satu anggota dari tujuh anggota tersebut. 
Dan diisyaratkan pula, tujuh kalimat itu kepada tujuh pintu neraka jahannam dan terkunci ketujuhnya dan sekalian tertutup pintu neraka yang tujuh daripada orang yang mengata (mengucap) dua kalimat syahadat itu. Adapun barangsiapa mengata (mengucap) dua kalimat syahadat itu daripada yang tujuh kalimat, maka ditutupkan Allah Ta'ala satu pintu neraka jahannam dengan karunia Allah Ta'ala. Maka inilah perkataan ulama yang dzohir yang ta'liq bicaranya, daripada dua kalimat syahadat itu.



Demikianlah pembahasan kita malam ini tentang faedah syahadat. Dengan ini maka pembahasan faedah syahadat sudah lengkap. Bagi antum yang baru membaca faedah syahadat ini, diharapkan membaca Faedah Syahadat - Part I terlebih dahulu. Dan bagi yang ada pertanyaan bisa langsung tanya di kolom komentar. Bertanya dengan sopan dan kalimat yang baik ya... :)


Wassalam.

dituliskan kembali Oleh Alfaqir Syaif Jakarta
dari Teks asli Kitab Kifayatul Ghulam Karangan Syekh Ismail Alminangkabawi

Selasa, 30 Juni 2015

Bismillahirrohmanirrohim...


Oh Wahai...
Sejak kemarin aku merasa tak enak hati, hatiku berdebar-debar entah kenapa. Bahkan aku sampai susah tidur dibuatnya. Rasa hati yang seperti itu, kalau boleh aku gambarkan, seperti saat kau ingin mengucapkan cinta tapi kau sudah takut untuk ditolak, tapi kau harus tetap mengatakannya meski kau harus mengucapkannya didepan orangtua si wanita.

Kau pernah berada pada posisi itu, kawan? Ahh.. aku rasa tidak pernah. Aku pun juga tidak pernah berada pada posisi itu. Hahaha. Tapi seperti itu tidak enaknya rasa yang aku rasakan sejak kemarin. Dan wahai... apakah kau tahu bahwa aku sudah menemukan jawabannya kenapa hatiku merasa tidak enak?

Adikku, Rofa', yang senang sekali duduk-duduk di bale depan rumahku dan menghadap ke timur. Dia adalah adikku yang pertama, dia suka sekali makan mie. Tapi jangan sekali-sekali ajak dia makan sayur. Bisa muntah-muntah dia. Jika nanti kau main ke rumahku dan ada lelaki tinggi tapi tidak gemuk dan memiliki hidung yang agak besar dan memegang tisu, kupastikan itu adalah Rofa'. Dia sangat resik sekali. 

Lalu apa hubungannya resahku dengan Rofa'? Ya, memang tak ada, wahai.. Aku hanya ingin bercerita tentang dia saja padamu. Siapa tahu kau mau bertanya agar aku tidak seperti 'pendongeng' yang bercerita sendiri dalam suratku ini.

Aku tak habis pikir, kenapa wanita suka sekali menilai lelaki dengan hal-hal yang bagi kami, kaum lelaki, begitu tidak wajar.


"Jadi maksudmu, aku ini menilai dengan tidak wajar." Sergahmu, wahai..
"Bukan, maksudku agak 'aneh' gitu penilaian wanita terhadap lelaki, wahai..."
"Aku tak mengerti maksudmu." Jawabku dengan sambil berlalu pergi.

Aku coba menahanmu yang sudah dipenuhi rasa kesal karena jawabanku. Tapi, wahai, kau sudah terlanjur pergi waktu itu ketika kita bercengkerama diatas balkon masjid disamping KBT (Kanal Banjir Timur) yang sering disebut BKT (Banjir Kanal Timur) oleh orang-orang.

Ahh... Aku merusak harimu lagi. Baru saja aku senang kita bisa bercengkerama kembali. Tapi lagi-lagi aku merusaknya. Bahkan aku sampai berpikir bahwa ini adalah pertemuan kita terakhir kalinya.

Mungkin itu adalah keresahan yang sudah dirasakan hatiku. Dengan pertanda tidak enak hati sejak kemarin.

Aku bercerita dengan Rofa', bahwa pikiran wanita itu njelimet terhadap pria. Iya, adikku memahaminya mungkin karena kami sama-sama lelaki. Aku bercerita bahwa penilaian yang dilakukan wanita begitu tidak wajar. Lelaki itu selalu dinilai dari sisi 'jahat' nya terlebih dahulu dan melupakan sisi 'malaikat' nya.

Jadi gini, jika kau hidup 100 tahun bersama wanita. Lalu pada tahun ke-100 kamu melakukan kesalahan, maka dia akan bilang bahwa tidak pernah ada kebaikan bersamamu selama 100 tahun. Hahaha

Ya kan? Njelimeti sekali. Aku bahkan tidak habis pikir jika wanita bisa berpikiran seperti itu. Sangat berbeda sekali dengan lelaki. Jika wanitanya sedikit 'beda' maka lelaki tidak lantas menyalahkan si wanita karena sikapnya yang agak 'aneh' itu. Tapi dia akan mencari tahu dari sisi buruk dirinya sendiri dulu. Lelaki akan berpikir, "mungkin aku yang sudah berbuat salah hingga dia begini", "dia pasti begini karena aku..." dan lain-lain dan lain-lain.

Dan pikiran lelaki itu sangat jauh dari penilaian-penilain tidak wajar. Lelaki berpikir begitu sederhana. Jika mencintai wanita, ya cinta saja, meski si wanita segalak apapun, se-egois apapun, lelaki selalu dapat melihat sisi kecil yang cantik dari si wanita dan membuat dirinya merasa berharga karena sudah jatuh cinta terhadap wanitanya. Bagi kami, wahai, kaum lelaki, cinta begitu sederhana. Sesederhana cintanya Ayam Jantan terhadap Ayam Betina yang jika cinta ya sudah langsung .... heuheuheu

Tapi aku tahu, wahai, kau berpikir bahwa manusia tidak bisa disamakan dengan ayam. Manusia memiliki akal dan pikiran untuk memilih dan menentukan yang baik dan buruk. Tapi aku akan bercerita padamu, bahwa apa yang kamu lihat dengan mata pengamatanmu tidak akan pernah sampai pada 'rahasia' lelakimu. Dan kesederhanaan cinta manusia harusnya sampai membuat 'tiada' cacat yang dilihat, karena jika ada 'cacat' manusia akan makin mencintainya dengan cara membawanya kepada kesempurnaan bukan malah mengihina 'cacat' itu dan membiarkannya tetap ada.

Aku tahu, mungkin saat ini kau sudah tidur dalam kekesalanmu. Hehehe. Sambil menulis surat ini yang aku tahu pasti tidak akan kamu balas lagi, aku membuat diriku jatuh cinta lagi terhadap semua kekuranganmu, membayangkan wajah polosmu tertidur sambil ileran dan menopang bantal dipipi. Membayangkan kamu yang pulas sambil memegang hape sebab menunggu chat dariku. Hahaha yang terakhir sepertinya tak mungkin, wahai...

Sudah lah, kuakhiri saja monolog ku kali ini yang mana aku sok tahu tentang cinta, padahal membuatmu jatuh cinta saja aku tak bisa. Yang penting kamu tahu, bahwa aku mencintaimu secara sederhana seperti mampu jatuh cinta hanya dengan kekurangan-kekuranganmu dan bercumbu dengan kemarahanmu.

Ba'da Isya

Di Medan Perang

Senin, 29 Juni 2015


Aku adalah Topeng
Topeng yang menutupi wajah yang bopeng
Padahal diri masih 'ngempeng'
Dan juga tidur beralaskan seng

Aku adalah Muka
Yang berisikan mimik-mimik dua
Kadang terlihat memuja
Kadang terlihat menghina

Aku adalah ketika adzan Dzuhur berkumandang
Panggilan datang untuk berhadapan
Tertuang semua dalam untaian
Sampai tak sanggup lagi mengucapkan

Aku adalah dirimu sebelum ditutupi kemunafikan
Yang hadir karena tali persaudaraan
Yang tidak peduli atas fitnahan
Yang tidak merasa dipinggirkan

Aku adalah dirimu sebelum ditutupi kemunafikan
Yang menganggap semua adalah kawan
Yang berencana untuk membuka hutan
Dan menjadikan itu sebagai lahan garapan

Aku adalah bentuk kesetiaan
Kesetiaan terhadap keyakinan
Bahwa tidak ada pertemuan
Tanpa diakhiri perpisahan

Aku adalah kamu
Kamu yang membenci kebenaran
Meski datang dari persahabatan
Dan hancur dari persahabatan

---
Pembaringan
Syaiful Bahri

Kulihat hujan turun
Pertanda berkah datang berduyun-duyun
Pedagang masih saja bercengkerama
Menjajakan apa apa yang dia punya

Sang Singa dan Sang Raja masih cari suara
Tapi tidak melihat derita bangsa
Bagaimana cara untuk menutupi
Pedih hati yang sangat menyiksa diri

Tuhan... Kapankah derita ini pergi
Kami memohon dengan rendah diri
Bahwa tiada lagi yang patut kami datangi
Untuk meminta dibebaskan dari kemelut diri

Kami tau Kau anugerahi kami 'Surga'
Namun berikan juga kami kekuatan
Agar kami mampu melawan
Tuduhan-tuduhan dari Semesta

---
Pembaringan
Syaiful Bahri
Karya : Supardi  Djoko Damono

Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini,
Kau akan tetap kusiasati.

Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.


Sabtu, 27 Juni 2015

Bismillahirrohmanirrohim...


Hai, kamu... Iya kamu.
Aku tulis surat kesekian buat kamu. Kamu yang masih sedikit beku, meski sebagian sudah cair. Heuheuheu. Bagaimana keadaanmu?

Ahh...
Bahkan aku yang tau keadaanmu saja masih lancang bertanya seperti itu disurat ini. Apakah aku ini bodoh? Tidak, aku tidak bodoh. Hanya saja aku tidak tahu harus memulai darimana percakapan ini. Dulu, aku lupa bagaimana kita bercakap-cakap saat pertama kali. Bahkan sampai aku memaksa diriku untuk mengingat, tetap tidak berhasil.

Aku hanya ingat saat itu aku menemanimu sampai pagi. Entah atas motivasi apa aku menemanimu, bahkan waktu itu mengobrol sesekali saja tidak pernah.

"Aku lagi diluar nih, ada yang nyamperin aku ngajak kenalan" Pesan singkatmu waktu itu. 

Dengan segala harga diriku sebagai pria, entah kenapa pula aku menjadi agak 'cemburu' dan 'takut'. Padahal sah-sah saja seandainya kamu dan lelaki itu berkenalan. Tapi karena sudah terlanjur begitu perasaanku, dengan lantang aku balas pesan singkatmu.

"Wah... Bahaya, kamu masuk ke dalem aja. Aku takut kamu diapa-apain"
"Tapi aku ngantuk kalo di dalem..."
"Duh... Gimana ya.. Ya udah ga usah diladenin. Kenalan aja"

Aku sudah bingung rasanya harus berkata apalagi. Ingin rasanya aku yang mengantarmu menyeberangi selat sunda dan menjagamu dari tangan-tangan lelaki yang ngajak kenalan malam-malam seperti itu. Tapi, sekali lagi tapi, oh wahai... Hatiku dibuat berdenyut kencang ketika kau mengatakan bahwa lelaki itu minta nomor handphone-mu.

Rasanya ingin ku ambil panah dan melesatkan anak panah ke arah kapal feri yang tengah membawamu saat itu dan mengarahkannya tepat kepada orang yang ada didekatmu. Bisa kupastikan bahwa lelaki itu yang aku panah. Tapi dengan sedikit gemuruh dihati aku hanya berucap, "Ya jangan dikasih lah..."


Ohh... kenapa sampai aku memerintahmu seperti itu? Bukan hak ku untuk melarangmu memberinya kan? Tapi..... Tapi... ahhh kenapa denganku ini?

Tak semestinya aku bertingkah seperti ini terhadapmu, Wahai. Hemmm, tak habis pikir saja kenapa tiba-tiba aku merasa cemburu dan takut terhadap semua kejadian yang kau alami. Tapi yang pasti setelah kejadian itu aku tersadar bahwa kamu adalah wanita yang aku sukai. Dan sejak percakapan kita waktu itu, berlanjutlah kepada percakapan-percakapan indah lainnya sebelum kau dan aku membeku karena rusaknya perasaan kita masing-masing sebab salahku.

Aku ingin memulai surat ini, tapi sepertinya aku memulai dengan sedikit berantakan dan aku sudah bercerita terlalu panjang untuk hal tersebut. Oh Wahai, bagaimana kalau aku selesaikan saja suratku kali ini. Kulihat jam dinding sebentar lagi masuk waktu adzan maghrib dan saatnya berbuka.

Melalui surat ini juga aku ingin mengucapkan selamat berbuka padamu. Entah ini ucapan yang keberapa, tapi yang jelas setiap berbuka aku mendoakanmu agar tidak hanya aku yang berbuka sendiri, aku masih berharap ada kamu diantara sela-sela adzan dan sruputan teh hangat yang aku minum. Dan dengan senyumanmu itu, rasa ingin makanku hilang dan berganti ingin bermesraan denganmu seperti sepasang bangau di tepian sawah dan bermandikan cahaya senja. Wahai...

Menjelang Waktu Maghrib,
Di Medan Perang

Jumat, 01 Mei 2015




Saya bukan Widji Thukul, Sang Penyair
Saya bukan Munir Said, Sang Pejuang HAM
Saya adalah Anjing, Bajingan, Munafiqun
Saya adalah Penjahat, Penipu, Pembohong

Tapi didalam 'saya' ada 'saya' yang lain
Bahkan 'saya' tidak sanggup menggapai 'saya'
Didalam diri 'saya' mungkin ada kyai
Tapi mungkin 'saya' yg lain adalah Penjudi

Oh Sang Wahaiii.....
Saya tak sanggup memanggil diri ini dengan Aku
Melihat kemunafikan dan kebejadan didalam diri
Melihat sang pengais tetap merasa pilu

Bagaimana nasib negeri ini?
Ah.. Siapa yang peduli?
Bahkan 'dia' sang terpilih
Tidak akan mengerti rintihan jiwa 'pertiwi'

---
Di depan televisi
Syaiful Bahri

---
Ditulis ulang dari catatan Facebook Pribadi.

Sabtu, 18 April 2015

Bismillahirrohmanirrohim....


Sering mendengar atau membaca kalimat itu? Kalimat "Jangan Berharap Pada Manusia"? Berarti kita aktif di social media... hehehe saya sering baca sih tepatnya, kalo denger mah belum. Kalimat itu jadi semacam "penguat" bagi kaum "patah hati" atau yang merasa "dikecewakan dunia", tentunya termasuk saya, agar kalian yang membaca tidak merasa tersinggung dengan tulisan saya. Hehehe.

Kenapa penguat? Ya... Sebenarnya sih, itu benar. But, jadi terkesan 'menguatkan' diri. Hehe. meskipun benar loh ya. Cuma sepertinya ada yang mereka tutupi yaitu kekecewaan dan mereka (termasuk saya) meluapkan itu dalam keheningan, bayangan kalimat itu.

Namun saya akan akui, bahwa kebenaran kalimat itu 1001% tepat. Eittss, santai... Ini sih pendapat saya pribadi ya. Saya ga akan mengaitkan ini dengan apapun full ini pendapat pribadi. Salah benarnya ini milik Tuhan, saya tidak memiliki apapun bahkan untuk menulis ini pun hanya karena Kuasa Nya.

Bahwa kalimat "Jangan berharap pada Manusia" ini memiliki arti yang mendalam bagi orang yang menyentuh dasar 'harapan' lalu terbuang sebab itu. Contoh paling mudahnya adalah ketika kita berbuat salah lalu berharap agar orang lain memaafkan kita dan melupakan kesalahan kita. Sejak harapan itu muncul kepada manusia, sejak saat itu pula 'sakit hati' dimulai. Kamu tidak akan mendapatkan apapun dari pengharapan kepada manusia.



Bahkan yang akan kau dapatkan adalah kalimat "Aku tidak bisa melupakan kesalahanmu", "aku tidak akan memaafkanmu" atau ada yang lebih sopan lagi "aku sudah memaafkanmu, tapi aku sudah tidak cocok dengan karaktermu". What? Apa yang diucapkan manusia ketika kita berharap padanya? Ini yang kita dapat? Manusia yang 'berlagak' lebih tau tentang cara memberi maaf dan mengenal masing-masing manusia lain?

Oh... Wahai...
Coba baca baik-baik. Ketika kita berharap pada manusia yang kita dapatkan adalah bentuk dari 'kearoganan' manusia yang 'merasa' berhak untuk memberi maaf dan 'merasa' lebih tau tentang manusia lain dari pencipta Nya, mari kita lihat apa yang Tuhan lakukan bagi ciptaan Nya.

Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata :
“Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.”[HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

Baca, baca, baca...
Tuhanmu dan Tuhanku Yang Ampunan Nya Meraja, akan selalu memaafkanmu apapun kesalahan dan dosamu selama engkau dan aku mau bertobat. Lihat. Tuhan tidak berkata, "Kenapa engkau datang kepada Ku lagi ketika engkau sudah meninggalkanku? Aku sungguh tidak suka dengan karaktermu!". Noooo, Tuhan tidak berkata begitu. Tuhan berkata, "Wahai hambaKu Aku mengampuni dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli". Lihat. Tuhan sudah tidak peduli lagi dengan kesalahan-kesalahan yang engkau perbuat ketika engkau sudah bertobat dan memohon ampun kepada Nya.

Tapi ingat lagi ketika kita datang dan meminta maaf juga berharap pada manusia. Manusia berlagak seperti Tuhan yang bisa men judge orang lain tidak akan berubah dari sikapnya meskipun Tuhan yang notabene Maha Mengetahui apapun yang tersembunyi, kejadian masa lalu dan yang akan datang berkata "Aku tidak peduli" terhadap hambaNya yang bertobat.

Ohh... Wahai...
Bagi kita yang masih memandang manusia tidak akan berubah dari sikapnya, ingatlah, bahwa Tuhanmu dan Tuhanku lebih berhak untuk 'menghukumi' makhluknya. Tugas kita adalah memaafkan dan percaya kepada Keajaiban Tuhan pada setiap makhluknya. Bahkan Tuhan saja selalu memberi kesempatan bagi makhluk Nya, masak kita Makhluk Nya ga bisa memaafkan orang lain dan memberi kesempatan?

Ingat. Bisa jadi orang yang kau hindari, tidak kau maafkan dan kau hinakan dengan ucapan menghakimi bahwa karakternya buruk itu akan menjadi hamba kesayangan dari Tuhanmu... Bisa jadi. Siapa yang tahu? Maka maafkanlah dengan tulus dan beri kesempatan bagi dirinya dan dirimu untuk membayar kesalahan-kesalah yang sudah diperbuat. Aku jadi teringat akan pesan nabi :

Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. [HR. Tirmidzi]
Jadi, siapa tau dia yang akan jadi kekasihmu. :D

Medan Pertempuran

18/04/2015 Ba'da Isya